Wednesday, October 5, 2011

KAJIAN MENGENAI AYAT 1 : SURAH AL-FATIHAH


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani

PERBINCANGAN ULAMA :

klik link ini :


Dan titik pertemuan Faham mereka yang kedua ialah bahwa menurut ajaran Rasulullah s.a.w sendiri, sekalipun surat al-Qur'an yang 114 Surat kecuali surat Baraah (At Taubah) semuanya dimulai menuliskannya dengan Bismillah itu selengkapnya, menurut yang tertulis di ayat 30 Surat an-Naml itu. Maka Mushaf pertama yang ditulis oleh panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit atas perintah Khalifah pertama Saiyidina Abu Bakar itu adalah menurut yang diajarkan Nabi itu, pakai Bismillah diawal permulaan Surat, kecuali Baraah (at-Taubah). Dan Mushaf Saiyidina Usman bin Affan pun ditulis cara demikian pula. Semua pakai Bismillah, kecuali Baraah

Tentang Bismillah ada di permulaan tiap-tiap surat, kecuali surat Baraah atau at-Taubah tidaklah ada perselisihan Ulama. Yang diperselisihkan ialah terletaknya dipangkal Surat itu menjadikan dia termasuk dalam Surat itukah, atau sebagai pembatasnya dengan Surat­surat yang lainnya saja, atau dia menjadi ayat tunggal sendiri. Golongan yang terbesar dari Ulama Salaf berpendapat bahwaBismillah di awal Surat adalah ayat pertama dari Surat itu sendiri. Beginilah pendapat Ulama Salaf Mekkah, baik Fuqahanya atau ahli Qira'at ; di antaranya ialah Tbnu Katsir dan Ulama Kufah, termasuk dua ahli Qira'at terkemuka, Ashim dan al-Kisaa-i. Dan sebagian sahabat- sahabat Rasulullah dan Tabi'in di Madinah.

Dan Imam Syafi'i di dalam fatwanya yang jadid (baru), demikian pula pengikut­pengikut beliau. Dan Sufyan as-Tsauri dan Imam Ahmad pada salah satu di antara dua katanya. Demikian pula kaum al-Imamiyah (dari Syi'ah). Demikian pula dirawikan daripada Ulama sahabat, yaitu Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas dan Abdulloh bin Umar dan Abu Hurairoh ; dan Ulama Tabi'in, yaitu Said bin Jubair, Athoo' dan az-Zuhri dan Ibnul Mubarok

Alasan mereka ialah karena telah ijma seluruh sahabat Rasululloh s.a.w dan yang datang mereka. berpendapat bahwa Bismillah itu wajib ditulis dipangkal setiap Surat, kecuali dipangkal Surat at-Taubah. Dikuatkan lagi dengan larangan keras Rasululloh s. a.w memasukkan kalimat-kalimat lain yang bukan temasuk kepadanya, Sehingga al­-Qur'an itu bersih daripada yang bukan wahyu. Sedangkan kalimat Amin yang jelas jelas diperintahkan membacanya oleh Rasulullah sehabis selesai membaca Waladh-dhallin,terutama di belakang imam ketika sembahyang jahar, lagi tidak boleh dimasukkan atau dicampurkan ke dalam al-Qur'an, khususnya al-Fatihah, ketika menulis Mushaf, apatah lagi menambahkan Bismillahir-Rahmanir-Rahim di pangkal tiap-tiap Surat, kecuali Surat Baraah, kalau memang dia bukan termasuk surat itu.

Pendapat mereka ini dikuatkan lagi oleh sebuah Hadits yang dirawikan oleh Imam Muslim di dalam Shahihnya, yang diterima dari Anas bin Malik, Berkata Rasulullah s.a.w

"Telah diturunkan kepadaku tadi satu Surat. Lalu beliau baca : Bismilahir-Rohmanir-Rohim, sesungguhnya telah Kami berikan kepada engkau sangat banyak, maka sembahyanglah engkau kepada Tuhan engkau dan hendaklah engkau berkorban, sesungguhnya orangyangbenci kepada engkau itulah yang akanputusketurunan"

Di dalam Hadits ini jelas bahwa di antara Bismillahir Rohmanir -Rohim dibaca senafas dengan Surat yang sesudahnya. Di siniberlakulah suatu Qiyas, yakni pada Surat Inna A'thoina yang paling pendek, lagi beliau baca senafas dengan Bismillah sebagai pangkalnya, apatah lagi al­Fatihah yang menjadi ibu dari segala isi al-Qur'an. Dan apatah lagi surat-surat yang panjang-panjang.

Dan sebuah Hadits lagi yang dirawikan ad-Daruquthni dari Abu Hurairah, berkata dia : Berkata Rasulullah s.a.w :

"Apabila kamu membaca Alhamdulillah yaitu Surat al-Fatihah maka bacalah Bismilllahir-Rahmanir-Rahim, maka sesungguhnya dia adalah ibu al-Qur'an dan Tujuh yang diulang-ulang, sedang Birmillahir Rahmanir Rahim adalah salah satu daripada ayatnya."

Demikianlah pendapat dan alasan pendapat dari Ulama-ulama yang berpendirian bahwa Bismillah dipangkal tiap-tiap Surat termasuk dalam Surat itu sendiri, bukan terpisah, bukan pembatas di antara satu surat dengan surat yang lain. Tetapi satu pendapat lagi,Bismillahir-Rohmanir-Rohim di pangkal surat itu adalah ayat tunggal, diturunkan untuk menjelaskan batas atau pemisah, jangan tercampur-aduk di antara satu Surat dengan yang lain. Yang berpendapat begini ialah Imam Malik dan beberapa Ulama Madinah. Dan Imam al-Auza'i serta beberapa Ulama di Syam dan Abu Amer dan Ya'kub dari Bashrah.

Dan ada pula satu pendapat tunggal dari Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu bahwa pada al-Fatihah sajalah Bismillahir Rohmanir Rohim itu termasuk ayat, sedang pada surat-surat yang lain tidak demikian halnya. Oleh karena masalah ini tidaklah mengenai pokok akidah, tidaklah kita salah jika kita cenderung kepada salah satu pendapat itu, mana yang lebih dekat kepada penerimaan ilmu kita sesudah turut menyelidiki. Adapun bagi penafsir mi. terlepas daripada menguatkan salah satu pendapat, maka di dalam menafsirBismilahir-Rohmanir­-Rohim pada pembukaan al-Fatihah, kita jadikan dia ayat yang pertama, menurut Hadits Abu Hurairah yang dirawikan oleh ad-Daruquthni itu.

Dan tidak mungkin BismillahirRamanir-Rahim dimuka al-Fatihah itu disebut sebagai satu ayat pembatas dengan surat yang lain, karena tidak ada surat lain yang terlebih dahulu dari pada surat al-Fatihah. Karena itu maka Bismilluhir-Rohmanir-Rohim yang pada al-Fatihah inilah yang kita tafsirkan lebih luas, sedang Bismillah yang 112 surat lagi hanya akan kita tuliskan terjemahannya saja. Sebab tentu saja membosankan kalau sampai 113 Bismillah ditafsirkan, dan 114 dengan Bismillah dalam surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis dalam surat an-Naml itu.

No comments:

Post a Comment